Sunday, 5 August 2012

Manusia Sebagai Khalifah.

http://oktadwianggoro.blogspot.co.id/

   1. Manusia Sebagai Khalifah.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (al-Baqarah: 30)

Manusia sebagai khalifah Allah fil ardhi menjadi wakil Tuhan di muka bumi, yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan manusia mengelola serta mendayagunakan apa yang ada di bumi, untuk kepentingan hidupnya. Dengan demikian hal ini berarti ia diberi kepercayaan untuk mengelola bumi dan karenanya mesti mengetahui seluk-beluk bumi, atau paling tidak punya potensi untuk mengetahuinya.

Kedudukan manusia sebagai khalifah atau pengganti Allah di muka bumi dikritisi oleh malaikat karena mereka – manusia – mempunyai potensi untuk membuat kerusakan di muka bumi. Akan tetapi Allah menegaskan bahwa malaikat belum mengetahui  tentang manusia, lalu manusia menunujukkan kemampuannya untuk menyebutkan nama-nama. Dengan kemampuan ini, yang berarti juga kemampuan untuk berinisiatif, dengan demikian manusia tidak hanya berpotensi merusak akan tetapi juga memiliki potensi untuk berbuat kebaikan.

Kisah penciptaan manusia dalam bentuk serah terima "kekhalifahan di atas bumi", kepada manusia, menurut Fazlur Rahman diwarnai dengan protes para malaikat dan berkata: "Apakah engkau hendak menempatkan seseorang yang akan berbuat aniaya di atas bumi dan yang akan menumpahkan darah, sedang kami selalu memuji Kebesaran dan Kesucian-Mu? Allah tidak menyangkal tuduhan mereka terhadap manusia itu tetapi Dia menjawab:' Aku mengetahui hal-hal yang tidak kalian ketahui". Kemudian Allah membuat kompetisi di antara para malaikat dengan Adam: siapakah di antara mereka yang lebih luas pengetahuannya. Dan kompetisi ini dimenangkan oleh manusia yang mampu menyebutkan nama-nama sementara malaikat tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut. Keterangan ini menunjukkan bahwa manusia (Adam) dapat memiliki pengetahuan yang kreatif. Setelah itu, kemudian Allah menyuruh malaikat tersebut untuk bersujud kepada manusia (Adam).

Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah merupakan tanggungjawab moral manusia kepada Allah yang harus menjadi tantangan bagi manusia untuk mewujudkan perannya untuk menjadi penguasa di muka bumi dengan membawa misi Ilahi. Allah memberikan keistimewaan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal pikiran, dan kebebasan untuk berkehendak. Semua penjelasan di atas, menjadi model kepercayaan diri bahwa ia merupakan makhluk yang paling istimewa dari seluruh makhluk lainnya dan akan mewujudkan tata sosial yang bermoral di atas dunia sesuai dengan tujuannya di dunia yaitu ibadah.

This entry was posted in

0 komentar:

Post a Comment